Kadang apa yang selama ini kita percayai, ternyata kebenarannya hanya merupakan mitos atau bahkan omong kosong belaka, begitu juga dengan kondom, ingin tahu apa saja mitos-mitos seputar kondom, simak beritanya di bawah ini :
KONDOM merupakan bagian esensial dalam sebuah hubungan seksual yang sehat. Bukan hanya berfungsi sebagai alat kontrasepsi, kondom juga mencegah Anda dari kemungkinan terjangkiti penyakit menular seksual (sexually transmitted disease/STD).
Itulah sebabnya banyak dokter merekomendasikan penggunaan kondom kepada pasangan-pasangan yang melakukan hubungan intim. Sayangnya, berbagai mitos yang berkembang membuat sejumlah orang menjadi ragu dan enggan menggunakan kondom saat bercinta.
Agar tidak ikut-ikutan bigung, ada baiknya jika Anda menyisihkan waktu sejenak untuk membaca sejumlah fakta dan mitos seputar kondom ini.
1. Kondom mengurangi kenikmatan seksual
Banyak pasangan malas memakai kondom dengan alasan tidak nyaman dan dapat merusak kenikmatan berhubungan intim. Pendapat ini sebetulnya tidak benar. Kondom terbuat dari material yang tipis, elastis, serta awet, sehingga sama sekali tidak mengurangi tingkat sensitifitas kulit. Kondom juga tersedia dalam berbagai pilihan warna dan rasa yang dapat membuat permainan cinta Anda dan pasangan jadi lebih menyenangkan. Jadi tak usah khawatir!
2. Kondom itu menyakitkan
Hampir semua kondom memiliki silikon atau pelumas berbahan dasar air untuk mencegah rasa sakit selama digunakan saat berhubungan intim. Jika Anda menderita nyeri ketika berhubungan seks menggunakan kondom, ada baiknya memeriksakan diri ke dokter alih-alih menyalahkan kondom sebagai penyebab rasa sakit.
3. Kondom tidak benar-benar ampuh mencegah penyakit menular seksual
Seseorang dapat terinfeksi penyakit menular seksual bukan hanya lewat hubungan seks dengan pasangannya, melainkan juga melalui interaksi fisik di tempat-tempat publik seperti sarana transportasi umum, kolam renang, tempat fitnes, dan lain sebagainya. Kondom melindungi Anda dari infeksi HIV, gonorrhea, chlamydia, syphilis, trichomoniasisserta penyakit seksual lain yang menular melalui pertukaran cairan tubuh (termasuk lewat hubungan seksual melalui vagina, anal, maupun oral). Akan tetapi kondom tidak bisa sepenuhnya melindungi pemakain dari herpes dan HPV karena penyakit tersebut menular melalui kontak kulit. Namun tetap saja memakai kondom lebih baik daripada tidak sama sekali.
4. Orang yang alergi lateks tidak bisa memakai kondom
Kondom ada yang terbuat dari lateks dan ada pula yang terbuat dari nonlateks. Orang yang alergi terhadap lateks bisa memilih kondom berbahan baku polyurethane. Kedua jenis kondom ini terbukti sama efektifnya.
5. Prialah yang harus membeli kondom
Meskipun kondom digunakan oleh pria, bukan berarti mereka pula yang harus selalu membelinya. Tahukah Anda bahwa 35% konsumen kondom ternyata adalah kaum hawa?
6. Kondom lebih baik digunakan bersama krim, pelumas, dan gel
Salah! Terlepas dari fakta bahwa gel dan krim tertentu dapat menyebabkan rasa gatal, terbakar, ataupun reaksi alergi lainnya, zat-zat tersebut juga dapat merusak kondom. Krim dan pelumas mengandung minyak yang sangat cepat membuat lubang pada lateks. Jika tetap ingin menggunakan pelumas, pastikan Anda mengenakan kondom yang terbuat dari bahan polyurethane karena aman digunakan bersama minyak dan pelumas berbahan dasar air.
(MI/L-4) foto: onemoreplotplease.wordpress.com
KONDOM merupakan bagian esensial dalam sebuah hubungan seksual yang sehat. Bukan hanya berfungsi sebagai alat kontrasepsi, kondom juga mencegah Anda dari kemungkinan terjangkiti penyakit menular seksual (sexually transmitted disease/STD).
Itulah sebabnya banyak dokter merekomendasikan penggunaan kondom kepada pasangan-pasangan yang melakukan hubungan intim. Sayangnya, berbagai mitos yang berkembang membuat sejumlah orang menjadi ragu dan enggan menggunakan kondom saat bercinta.
Agar tidak ikut-ikutan bigung, ada baiknya jika Anda menyisihkan waktu sejenak untuk membaca sejumlah fakta dan mitos seputar kondom ini.
1. Kondom mengurangi kenikmatan seksual
Banyak pasangan malas memakai kondom dengan alasan tidak nyaman dan dapat merusak kenikmatan berhubungan intim. Pendapat ini sebetulnya tidak benar. Kondom terbuat dari material yang tipis, elastis, serta awet, sehingga sama sekali tidak mengurangi tingkat sensitifitas kulit. Kondom juga tersedia dalam berbagai pilihan warna dan rasa yang dapat membuat permainan cinta Anda dan pasangan jadi lebih menyenangkan. Jadi tak usah khawatir!
2. Kondom itu menyakitkan
Hampir semua kondom memiliki silikon atau pelumas berbahan dasar air untuk mencegah rasa sakit selama digunakan saat berhubungan intim. Jika Anda menderita nyeri ketika berhubungan seks menggunakan kondom, ada baiknya memeriksakan diri ke dokter alih-alih menyalahkan kondom sebagai penyebab rasa sakit.
3. Kondom tidak benar-benar ampuh mencegah penyakit menular seksual
Seseorang dapat terinfeksi penyakit menular seksual bukan hanya lewat hubungan seks dengan pasangannya, melainkan juga melalui interaksi fisik di tempat-tempat publik seperti sarana transportasi umum, kolam renang, tempat fitnes, dan lain sebagainya. Kondom melindungi Anda dari infeksi HIV, gonorrhea, chlamydia, syphilis, trichomoniasisserta penyakit seksual lain yang menular melalui pertukaran cairan tubuh (termasuk lewat hubungan seksual melalui vagina, anal, maupun oral). Akan tetapi kondom tidak bisa sepenuhnya melindungi pemakain dari herpes dan HPV karena penyakit tersebut menular melalui kontak kulit. Namun tetap saja memakai kondom lebih baik daripada tidak sama sekali.
4. Orang yang alergi lateks tidak bisa memakai kondom
Kondom ada yang terbuat dari lateks dan ada pula yang terbuat dari nonlateks. Orang yang alergi terhadap lateks bisa memilih kondom berbahan baku polyurethane. Kedua jenis kondom ini terbukti sama efektifnya.
5. Prialah yang harus membeli kondom
Meskipun kondom digunakan oleh pria, bukan berarti mereka pula yang harus selalu membelinya. Tahukah Anda bahwa 35% konsumen kondom ternyata adalah kaum hawa?
6. Kondom lebih baik digunakan bersama krim, pelumas, dan gel
Salah! Terlepas dari fakta bahwa gel dan krim tertentu dapat menyebabkan rasa gatal, terbakar, ataupun reaksi alergi lainnya, zat-zat tersebut juga dapat merusak kondom. Krim dan pelumas mengandung minyak yang sangat cepat membuat lubang pada lateks. Jika tetap ingin menggunakan pelumas, pastikan Anda mengenakan kondom yang terbuat dari bahan polyurethane karena aman digunakan bersama minyak dan pelumas berbahan dasar air.
(MI/L-4) foto: onemoreplotplease.wordpress.com
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.