Ada perubahan di tempat kerja, bagaimana cara melawannya, inilah dia :
MELAWAN perubahan tidak akan menghentikan perubahan itu terjadi.
Banyak orang dapat mengingat berbagai situasi saat mengalami perubahan di tempat pekerjaan mereka. Apakah itu perubahan sistem perangkat lunak dalam bekerja, pemindahan lokasi kantor atau penyesuaian atas sistem manajemen baru.
Jangan khawatir, Anda tidak sendiri. Intinya, perubahan adalah hal yang tak bisa dihindari.
Saat gejolak ekonomi terjadi, orang mendapati bahwa perubahan yang mereka alami semakin banyak.
Pemecatan yang tidak diharapkan, pemotongan anggaran yang drastis dan tiba-tiba langsung dilimpahkan penambahan tanggung jawab, semuanya itu kini menjadi hal yang lazim terjadi di masa krisis ekonomi sekarang ini.
Beberapa pegawai ada yang memutuskan untuk berhenti tak lama setelah banyak perubahan itu terjadi karena bagi mereka tak tahan menghadapi kefrustasian dan kecemasan dalam menyesuaikan situasi baru yang kelihatannya lebih sulit.
"Saat perusahaan Anda melakukan perubahan dan terdapat ancaman atau hak yang dihilangkan, reaksi refleknya adalah penyangkalan. Anda mungkin bilang pada diri sendiri, hal tersebut tak mungkin terjadi atau itu tidak akan mempengaruhiku. Sayangnya, melawan perubahan tidak akan menghentikan perubahan itu, dan bahkan mungkin dapat mempertaruhkan posisi kita sendiri," kata Sandra Naiman, penulis buku "The High Achiever's Secret Codebook".
Menurut Naiman, beradaptasi secara cepat atas perubahan yang signifikan memang lebih mudah diucapkan daripada dilakukan.
"Kita sering menolak perubahan karena kita takut berbagai kebutuhan penting kita tidak terpenuhi," katanya.
Naiman melatih kliennya untuk mengidentifikasi kehilangan apa yang dirasakan mereka. "Dalam merespon perubahan, ada yang merasa takut kehilangan kontrol sementara yang lain ada yang merasa terancam kehilangan status," kata Naiman.
"Saat seseorang mengerti sumber penghalang itu, mereka akan lebih mudah mengatasinya dan secara proaktif melangkah ke depan," ujarnya.
Dalam bukunya, Naiman menjelaskan aturan tidak tertulis agar sukses dalam pekerjaan. Menurutnya, menyambut dan menjalankan perubahan adalah kunci untuk menjadi profesional yang bernilai dan berharga.
Untuk merespons perubahan secara positif, daripada menjadi takut atau melawan perubahan, Naiman menganjurkan beberapa strategi di bawah ini:
1. Artikan dan akui apa yang sudah berakhir dan apa yang belum.
Hargai perasaan kehilangan tersebut. Hadapi semua itu dan jangan menyangkal emosi apa pun yang mungkin muncul. Pada saat yang sama, identifikasi juga apa yang tidak berubah.
2. Lihat hal positif yang mungkin tidak kelihatan kasat mata saat ini.
Tidak peduli bagaimana buruknya perubahan, masih ada banyak kesempatan yang tersedia jika orang mau terbuka untuk melihatnya. Identifikasi hal-hal positif dalam diri Anda dan perusahaan tempat Anda bekerja, dan tetapkan fokus Anda.
3. Lompat masuk ke gerbong perubahan itu lebih awal.
Saat perubahan itu tidak bisa terhindarkan, orang bisa memilih untuk menerima atau menolaknya. Apapun yang mereka pilih, perubahan tetap terjadi. Mereka yang bisa bergerak cepat akan mendapat perhatian dan diingat, dan juga mereka yang banyak mengeluh dan menyuarakan perlawanan.
4. Perlengkapi diri dengan keahlian dan pengetahuan baru untuk mengubah situasi sulit. Dukung juga teman kantor Anda dengan bantu menggali potensi mereka yang dapat mereka raih dari perubahan.
5. Berbagi dengan kolega.
Bisa berbagi dengan teman kantor untuk membalikkan perubahan menjadi kesempatan baru akan menguatkan diri kita sendiri juga. Teman Anda dan bahkan pihak manajemen akan melihat hal itu dan menghargai usaha Anda.
Naiman mengingatkan, Anda akan kehilangan kredibilitas jika Anda justru dianggap salah membaca situasi, atau lebih parah, dianggap tidak benar dalam merespons perubahan.
Ingat, bagaimanapun perubahan tidak bisa dielakkan. Lakukan yang terbaik yang Anda bisa kerjakan dan bantu orang lain untuk melakukan hal yang sama.
Selamat menikmati perubahan! (Beritasatu/U-4)
Sumber
MELAWAN perubahan tidak akan menghentikan perubahan itu terjadi.
Banyak orang dapat mengingat berbagai situasi saat mengalami perubahan di tempat pekerjaan mereka. Apakah itu perubahan sistem perangkat lunak dalam bekerja, pemindahan lokasi kantor atau penyesuaian atas sistem manajemen baru.
Jangan khawatir, Anda tidak sendiri. Intinya, perubahan adalah hal yang tak bisa dihindari.
Saat gejolak ekonomi terjadi, orang mendapati bahwa perubahan yang mereka alami semakin banyak.
Pemecatan yang tidak diharapkan, pemotongan anggaran yang drastis dan tiba-tiba langsung dilimpahkan penambahan tanggung jawab, semuanya itu kini menjadi hal yang lazim terjadi di masa krisis ekonomi sekarang ini.
Beberapa pegawai ada yang memutuskan untuk berhenti tak lama setelah banyak perubahan itu terjadi karena bagi mereka tak tahan menghadapi kefrustasian dan kecemasan dalam menyesuaikan situasi baru yang kelihatannya lebih sulit.
"Saat perusahaan Anda melakukan perubahan dan terdapat ancaman atau hak yang dihilangkan, reaksi refleknya adalah penyangkalan. Anda mungkin bilang pada diri sendiri, hal tersebut tak mungkin terjadi atau itu tidak akan mempengaruhiku. Sayangnya, melawan perubahan tidak akan menghentikan perubahan itu, dan bahkan mungkin dapat mempertaruhkan posisi kita sendiri," kata Sandra Naiman, penulis buku "The High Achiever's Secret Codebook".
Menurut Naiman, beradaptasi secara cepat atas perubahan yang signifikan memang lebih mudah diucapkan daripada dilakukan.
"Kita sering menolak perubahan karena kita takut berbagai kebutuhan penting kita tidak terpenuhi," katanya.
Naiman melatih kliennya untuk mengidentifikasi kehilangan apa yang dirasakan mereka. "Dalam merespon perubahan, ada yang merasa takut kehilangan kontrol sementara yang lain ada yang merasa terancam kehilangan status," kata Naiman.
"Saat seseorang mengerti sumber penghalang itu, mereka akan lebih mudah mengatasinya dan secara proaktif melangkah ke depan," ujarnya.
Dalam bukunya, Naiman menjelaskan aturan tidak tertulis agar sukses dalam pekerjaan. Menurutnya, menyambut dan menjalankan perubahan adalah kunci untuk menjadi profesional yang bernilai dan berharga.
Untuk merespons perubahan secara positif, daripada menjadi takut atau melawan perubahan, Naiman menganjurkan beberapa strategi di bawah ini:
1. Artikan dan akui apa yang sudah berakhir dan apa yang belum.
Hargai perasaan kehilangan tersebut. Hadapi semua itu dan jangan menyangkal emosi apa pun yang mungkin muncul. Pada saat yang sama, identifikasi juga apa yang tidak berubah.
2. Lihat hal positif yang mungkin tidak kelihatan kasat mata saat ini.
Tidak peduli bagaimana buruknya perubahan, masih ada banyak kesempatan yang tersedia jika orang mau terbuka untuk melihatnya. Identifikasi hal-hal positif dalam diri Anda dan perusahaan tempat Anda bekerja, dan tetapkan fokus Anda.
3. Lompat masuk ke gerbong perubahan itu lebih awal.
Saat perubahan itu tidak bisa terhindarkan, orang bisa memilih untuk menerima atau menolaknya. Apapun yang mereka pilih, perubahan tetap terjadi. Mereka yang bisa bergerak cepat akan mendapat perhatian dan diingat, dan juga mereka yang banyak mengeluh dan menyuarakan perlawanan.
4. Perlengkapi diri dengan keahlian dan pengetahuan baru untuk mengubah situasi sulit. Dukung juga teman kantor Anda dengan bantu menggali potensi mereka yang dapat mereka raih dari perubahan.
5. Berbagi dengan kolega.
Bisa berbagi dengan teman kantor untuk membalikkan perubahan menjadi kesempatan baru akan menguatkan diri kita sendiri juga. Teman Anda dan bahkan pihak manajemen akan melihat hal itu dan menghargai usaha Anda.
Naiman mengingatkan, Anda akan kehilangan kredibilitas jika Anda justru dianggap salah membaca situasi, atau lebih parah, dianggap tidak benar dalam merespons perubahan.
Ingat, bagaimanapun perubahan tidak bisa dielakkan. Lakukan yang terbaik yang Anda bisa kerjakan dan bantu orang lain untuk melakukan hal yang sama.
Selamat menikmati perubahan! (Beritasatu/U-4)
Sumber
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.