Ide menulis ini datang bukan secara tiba-tiba, tetapi setelah saya mendapatkan wahyu blogging, dan setelah beberapa kali saya sering menemukan orang yang selalu mengkambinghitamkan kesalahannya kepada setan atau setan.
Dengan kata lain, orang yang tidak mau mengakui kesalahannya, tetapi lebih menyalahkan objek di luar dirinya. Sangat jelas, orang seperti itu merupakan orang yang tidak memiliki tanggung jawab hidup.
Inilah sedikit tanda sikap yang menyalahkan setan dalam kehidupan sehari-hari :
"Ah, malas banget hari ini pergi beribadah, ini gara-gara syetannya terlalu kuat menggoda saya "
"Duh, kenapa gue semalem download bokep terbaru paling laris di sini terus pake acara mempraktekannya sama pacar gue segala? Nyesel gue! Padah 'kan gue tahu itu godaan setan yang terkutuk, kenapa gue kegoda?"
"Gegara syetan gue gak konsen belajar, malahan jadinya terus-terusan nonton bokep dari malem ampe gak kerasa sekarang udah pagi lagi, harus ke sekolah lagi."
"Sudahlah Mah, papa ngerti mamah sakit hati lihat papa punya istri empat lagi. Tapi ini semua gara-gara bisikan setan yang bikin papa gelap mata seperti ini."
"Eh, Istigfar, nyebut-nyebut! Ngapain elo liatin terus pantat dan bagian toket si Mirnah IGO BENING anaknya Haji Dulah itu? Jangan mau dikendalikan nafsu setan!
Jamaah Lintas Umum yang berbahagia, jadi jika anda terus-terusan selalu menyalahkan setan atas kesalahan anda sendiri, itu sama dengan pengecut, dan boleh dikatakan dosa besar. Karena apa? Sangat kecil sekali kemungkinan Anda sadar atau memperbaikinya dibandingkan ketika anda memposisikan diri andalah yang memang bersalah.
Nah, Jamaah Lintas Umum, apakah anda juga punya pengalaman serupa tentang cerita di atas?
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.